Sunday, March 21, 2010

NGANTRI ALAS KAKI IMPORT








hills Pictures, Images and Photos
Beberapa hari lalu di Ibu Kota terjadi antrean panjang di sebuah mall dari lantai satu sampai lantai tiga, bukan hanya ibu-ibu saj yang ngantri belanja dan milih-milih barang, ternyata bapak-bapak, tepatnya laki-laki juga ikut mengantre demi mendapat belanja diskon alas kaki import dari China. Mengherankan memang penduduk negeri ini yang gandrung banget dengan kata impor, alas kaki impor antrean panjang bahkan sampe beberapa hari di buka promo diskonnya masih juga ramai, Pemain bola juga mengimpor, bahkan ada produk minuman semuanya buah dari luar negeri, sapi impor bahkan mencari calon suami juga yang impor,seperti trendnya para selebritis.


Mengandrungi produk luar negeri itu karena faktor kualitas, atau sesuatu yang lain, diluar kesadaran yang lazim, atau memang produk dalam negeri lemah dalam kualitas, atau produksi kita terlalu mahal? Tidak juga banyak produk negara kita yang cukup terjangakau dan berkualitas. Selera belanja tidak hanya dimiliki oleh kaum menengah ke atas saja, namun juga kalangan bawah juga doyan dengan belanja, tentunya barang yang di beli berbeda harga, tapi kalau kita lihat nilai konsumsi dalam prosentase penghasilan sangat tinggi. Misalkan untuk membeli Handphone seorang berpenghasilan rendah bisa menghabiskan setengah dari gaji sebulan untuk mendapatkan HP impiannya, membeli baju 10% dari penghasilannya sebulan dan swbagainya (biasanya mereka yang tinggal di Kota/ dekat kota).

Fenomena belanja barang import ini biasanya terjadi pada kelas menengah keatas, karena selain mereka memiliki uang yang cukup kepuasan yang mereka kejar, selera dan yang paling penting bahwa mereka membeli bukan karena kebutuhannya tercukupi bahkan sesuatu yang melalui itu semua (postkonsumsi). Ada sesuatu yang diperolehnya, mereka membeli produk bukan untuk mencukupi kebutuhannya tapi mereka juga ingin menunjukkan bahwa ia mampu membeli benda-benda import. Mampu membeli benda-benda import memiliki makna (menurut persepsinya) bahwa ia orang berada, artinya ia telah menunjukkan kepada lingkungan kolompoknya bahwa ia memiliki kelas sosial yang cukup/ tinggi, berkelas. Mereka mengkomunikasikan kepada semua orang bahwa ia sebagai pengguna produk import sehingga pantas disebut memiliki kualifikasi seperti gambaran di atas.

Benda-benda import dan obyek belanja lainngya telah membujuk, merayu, membelenggu para konsumen dengan tipu dayanya membuat bawah sadar para pembeli dan calon pembeli semakin dalam merogoh saku, menguras dompetnya tanpa ia sadari sepenuhnya seperti babi ngepet yang mengambil uang semua korbannya, tanpa ia sadari pada awalnya.    
09HH003 Pictures, Images and Photos 

No comments:

 

blogger templates | Make Money Online